Kamis, 10 Februari 2011

ketika kemunafikan berkuasa

dan ketika keseriusan terancam karena perbedaan..
ketika kemunafikan bermain dihati...
mana yang akan dipercaya??
mana yang akan digunakan??
hati atau logika??
melupakan semua kisah yang lalu..
dan berganti kisah yang baru..
tak semudah membalikkan telapak tangan..
sekarang,,
siapa yang munafik??
siapa yang membohongi diri??
bukankah perbedaan itu indah??
ketika hati mulai munafik dalam setiap kesempatan..
ketika tak dapat berfikir dengan logika..
mau dibawa kemana kegalauan hati ini??
bukannya hati tak dapat berbohong??
bukannya hati akan berkata benar??
apakah harus menunggu habisnya massa..
untuk tau penyebab kemunafikan hati...
kemunafikan menutup mata hati..

Pelukan Terakhir

Terlihat sesosok gadis yang duduk dalam kegundahan hati,menanti kabar dari sang kekasih.
Hingga jam berbunyi 12 kali,menandakan sudah pukul 12 malam.
Tiba – tiba terdengar suara handphone berbunyi
Ya,pesan dari yang dinanti,sang pujaan hati…
“maafkan aku telah membuatmu menunggu.
Aku ingin berkata padamu…
Esok,aku ingin tahu bagaimana keseriusanmu.
Dengan syarat,esok dan lusa,jangan temui aku.
Jangan hubungi aku sampai waktu yang ku tentukan
Jika kamu sanggup,maka kamu akan aku jadikan tambatan terakhirku”
Sang gadis pun menyanggupi permintaan sang kekasih.Hingga hari yang sudah ditetapkan.
Sang gadis hanya tertegun ketika sang Bunda dari sang kekasihnya dating,dan berkata,
“Saya akan mengajakmu menemui kekasihmu.”
Rasa senang,gembira,cemas,berkecambuk menjadi satu dalam hati sang gadis.
“Rumah Sakit…”
Inilah tempat yang di maksud Bunda sang kekasih…
Masuklah gadis kedalam satu ruangan,dimana terbaring lemah sang kekasih.
Menangislah gadis itu,melihat kekasih hatinya..
Sang kekasihpun berkata,
“maaf sempat membuatmu menunggu,aku hanya ingin tahu keseriusanmu
Dan aku ingin menjadikan kamu tambatan hatiku yang terakhir.Hanya itu.
Tolong bawa aku menuju taman depan kamar ini.Hanya aku dan kamu”
Gadis itu menuruti permintaan sang kekasihnya dengan berlinang air mata,dia bawa sang kekasih
Menuju taman depan kamar itu.tentu dengan bantuan kursi roda
“aku ingin memelukmu”pinta sang kekasih..
Merekapun saling berpelukan,dan ketika itu sang kekasih berkata,
“aku sudah menjadikan kamu sebagai tambatan hatiku yag terakhir
Teruskanlah,kerjakanlah seperti yang dahulu menjadi syaratku kepadamu
Dengan begitu,aku percaya keseriusanmu.Tuhan saksi kita..”
Seketika itu sang gadis menangis di pelukan sang kekasih.dia tersenyum
dan ketika itu pula,hembusan nafas terakhir Sang kekasih.dia mati dalam pelukan sang gadis

Ada Kesempatan

Berfikir suatu saat tak disini…
Berfikir suatu saat tak melihat semuanya…
Berfikir tiba-tiba harus pergi…
Berfikir tak lagi dapat menemani…
Hanya ada nama dan kenangan yang tersisa..
Hanya ada ukiran cerita yang akan hilang di makan masa..
Semua hanya fana...sementara..
Kalau boleh pun ingin mengulang hari..
Memperbaiki semuanya agar lebih baik..
Menjadikan semua lebih bermakna..
Menjadikan semua terukir dengan indah..
Membuat hal buruk menjadi baik…
Menebar senyum tak menebar tangis..
Mengukir cerita indah yang tak tertandingi..
Kini hanya sesal yang ada ..
Sesal tak akan terganti..
Tak akan dapat terulangi..
Kini..
Sebaik mungkin menjalani semuanya..
Mengukir apa yang masih biasa diukir..
Walau menyadari,,
Ukiran itu akan hilang..
Seperti tulisan yang diukir ditepi pantai..
Hilang ditersapu ombak pantai…
Terbawa oleh ombak..

Selalu Ada..

Kalau banyak orang yang menyalahkanmu…
Banyak orang yang menjauhimu…
Banyak orang yang mencemoohmu..
Banyak orang yang tak mau dekat kau lagi…
Ada aku yang menemanimu…
Ada aku yang ada buatmu…
Ada aku yang akan dengar keluh kesahmu…
Ada aku disampingmu…
Hanya mereka yang tak mengerti…
Menuduh dirimu..
Dijurang kesalahan saja..
Tetapi diriku dan temanmu yang tau kisah derita..
Dan luka didada hanya ku harap..
Kau harus bersabar..
Semua akan baik-baik saja..
Semua akan seperti semula..
Bersabarlah…